Technical Analysis

by budiyono.id

 
Volume On-Balance (OBV)

Indikator yang mengukur tekanan beli dan jual dengan menghitung aliran volume. Jika harga bergerak naik dengan volume yang tinggi, maka ini menunjukkan tekanan beli (bullish). Sebaliknya, jika harga bergerak turun dengan volume tinggi, maka ini menunjukkan tekanan jual (bearish).

Money Flow Index (MFI)

Indikator yang mengukur kekuatan aliran uang yang masuk atau keluar dari saham. MFI menggabungkan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), yang dapat menunjukkan potensi pembalikan arah harga.

ATR (Average True Range)

Indikator volatilitas yang mengukur jarak antara harga tertinggi dan terendah dalam periode waktu tertentu. ATR yang tinggi menunjukkan volatilitas yang besar, sementara ATR yang rendah menunjukkan volatilitas rendah.

Bollinger Bands

Indikator yang menunjukkan volatilitas pasar dengan dua pita di sekitar rata-rata bergerak. Pita atas dan bawah ditentukan dengan menggunakan deviasi standar dari harga rata-rata. Harga yang berada di luar pita ini menunjukkan kondisi overbought atau oversold.

MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Indikator momentum yang menunjukkan hubungan antara dua rata-rata bergerak (Moving Averages) dari harga saham. MACD dihitung dengan mengurangi rata-rata bergerak eksponensial (EMA) jangka pendek dengan EMA jangka panjang. Sinyal beli atau jual diberikan ketika MACD melintasi garis sinyal.

ADX (Average Directional Index)

Indikator yang digunakan untuk mengukur kekuatan tren di pasar. Nilai ADX di atas 25 menunjukkan tren yang kuat, sedangkan nilai di bawah 20 menunjukkan pasar yang cenderung datar atau tidak ada tren yang jelas.

Schaff Trend Cycle (STC)

Indikator yang menggabungkan moving average dengan siklus tren untuk menghasilkan sinyal beli dan jual. STC digunakan untuk mendeteksi pembalikan tren lebih cepat daripada MACD.

RSI (Relative Strength Index)

Indikator momentum yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. RSI berada dalam rentang 0 hingga 100, dengan nilai di atas 70 menunjukkan kondisi overbought (harga terlalu tinggi), sementara nilai di bawah 30 menunjukkan kondisi oversold (harga terlalu rendah).

PPO (Percentage Price Oscillator)

Indikator yang menghitung selisih antara dua rata-rata bergerak eksponensial (EMA) sebagai persentase dari EMA yang lebih panjang. PPO digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka pendek dan jangka panjang serta momentum pasar.

Awesome Oscillator (AO)

Indikator momentum yang mengukur perbedaan antara dua rata-rata bergerak sederhana (SMA) jangka pendek dan jangka panjang. AO digunakan untuk mendeteksi potensi perubahan tren berdasarkan fluktuasi harga.

Rate of Change (ROC)

Indikator yang mengukur perubahan persentase harga dalam periode tertentu. ROC digunakan untuk mendeteksi momentum bullish atau bearish berdasarkan perubahan harga dalam periode waktu yang telah ditentukan.

Parabolic SAR (Stop and Reverse)

Indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi tren pasar dan potensi pembalikan arah. Jika harga berada di atas SAR, itu menunjukkan tren naik, sedangkan jika harga berada di bawah SAR, itu menunjukkan tren turun.

Ichimoku Cloud

Indikator komprehensif yang mencakup lima elemen berbeda untuk memberikan gambaran umum tentang tren, momentum, dan potensi titik pembalikan. Garis Konversi dan Garis Dasar digunakan untuk menentukan arah tren, sementara awan Ichimoku menunjukkan zona support dan resistance.

Stochastic RSI

Indikator yang mengukur level RSI relatif terhadap rentang tertinggi dan terendah selama periode waktu tertentu. Stochastic RSI memberikan sinyal pembalikan tren dengan lebih cepat dibandingkan RSI biasa, terutama di pasar yang volatile.

Commodity Channel Index (CCI)

Indikator yang mengukur deviasi harga dari harga rata-rata selama periode tertentu. CCI digunakan untuk mendeteksi kondisi pasar overbought atau oversold dan membantu menentukan titik pembalikan harga.